Kamis, Agustus 07, 2008

JURUS JITU MENINGKATKAN MUTU


Lomba siswa sekolah dasar / SD sebagai wahana pencarian bibit unggul pada usia dini perlu mendapat perhatian serta penanganan yang serius, sebab dari kegiatan inilah akan ditemukan bibit unggul yang nantinya diharapkan akan menjadi bintang di bidangnya.
Lomba siswa yang terdiri atas lomba edukatif dan olahraga tersebut perlu terus ditingkatkan mutu pelaksanaan serta penanganan pasca lombanya.
Hal yang selama ini menjadi kendala peningkatan mutu adalah kurang maksimalnya dana yang tersedia untuk menangani lomba tersebut.
Selama ini semua kegiatan lomba, pendanaannya masih mengandalkan kepada dana BOS dari item kegiatan lomba siswa sebesar Rp 100 / bulan / siswa. Tentunya hal ini dirasa kurang memadai bila ingin mendapatkan hasil yang maksimal.
Kegiatan yang selama ini kurang mendapatkan aliran dana yang cukup adalah penanganan pasca lomba untuk menuju ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya tingkat propinsi. Padahal setiap pemenang hasil seleksi di tingkat kabupaten perlu medapatkan pembinaan yang maksimal sebelum bertarung di tingkat propinsi.
Sebagai contoh, pemenang lomba edukatif, misalnya lomba MIPA atau siswa prestasi, pemenangnya seolah hanya menunggu waktu untuk berangkat ke tingkat propinsi dan hanya mengandalkan pembinaan dari gurunya sendiri. Seharusnya pemenang ini mendapatkan pembinaan serius dari tim kabupaten. Misalnya utnuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris atau matematika atau IPA, pemenang dapat dikirimkan ke lembaga kursus atau les privat khusus dalam rangka persiapan lomba.
Sayangnya hal itu belum dapat dilakukan mengingat terbatasnya dana yang ada pada panitia lomba.
Begitu juga untuk lomba olahraga. Pembinaan pemenang seleksi sudah seharunya mendapatkan sentuhan profesional dan modern dari para pembina yang profesional pula. Di Lumajang masih banyak tenaga yang mampu untuk menangani hal tersebut. Alangkah bagusnya jika misalnya pemenang lomba catur, bridge, renang dll mendapat sentuhan dari pelatih yang profesional, tentunya akan menambah kesiapan atlet untuk berlaga di tingkat lebih lanjut.
Kondisi ideal tersebut tentunya tidak dapat diwujudkan sendirian oleh Dinas Pendidikan. Perlu ada kerjasama yang maksimal dan konkret antar dinas instansi terkait serta dukungan yang maksimal dari pemerintah daerah kabupaten Lumajang.
Untuk internal Dinas Pendidikan, barangkali menambah jumlah biaya kegiatan lomba dari Rp 100 menjadi Rp 200 pada semua lembaga SD menjadi langkah awal untuk menambah jumlah dana yang terkumpul di panitia lomba.
Dinas instansi terkait juga perlu melakukan kerjasama yang konkret untuk melakukan pembinaan kepada anak-anak, misalnya Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan, Kantor Pemuda Olahraga, KONI, Perpustakaan, dll perlu menjalin kerjasama untuk meningkatkan prestasi anak-anak Lumajang.
Pemerintah Daerah juga harus memberikan anggaran yang cukup pada penanganan lomba ini yang dapat dialokasikan lewat APBD.
Jika semua serius, kita harus yakin bahwa investasi yang kita tanamkan untuk menangani bibit unggul ini bukan lah sesuai yang sia-sia. Semoga !