Kamis, Maret 06, 2008

KONSEP LOMBA SISWA


Pembentukan Panitia Tetap Pelaksana Lomba Tingkat Sekolah Dasar oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang ( Agustus 2007 ) merupakan suatu terobosan yang tepat di tengah santernya suara perlunya adanya reformasi atau penataan kembali penanganan lomba siswa SD di Kabupaten Lumajang.
Suara sumbang itu antara lain terkait dengan pertangungjawaban pengelola dana Porseni yang disinyalir kurang transparan, penanganan atlet yang asal-asalan, perhatian yang kurang terhadap para pemenang dan lain-lain.
Terlepas dari siapapun yang duduk dalam kepanitiaan, langkah Dinas Pendidikan patut diacungi jempol. Dinas hanya perlu melakukan fungsi kontrol terhadap pelaksanaan di lapangan serta pertanggungjawaban keuangan yang dikelola oleh Panitia Tetap.
Ada dua jenis lomba yang ditangani oleh Panitia Tetap yaitu Lomba Olahraga yang meliputi LMP Olahraga, Porprov, Porseni, dll. Sedangkan lomba edukatif meliputi Olympiade MIPA, LMP Mata Pelajaran, LCC, Siswa Prestasi, dll.
Dua jenis lomba ini memerlukan orang yang profesional di bidangnya. Saat ini penanganan lomba olahraga / fisik ditangani oleh KKG Penjas Kabupaten Lumajang dibawah koordinator Witono, S.Pd. Sedangkan lomba edukatif ditangani oleh para Pengawas / UPT Pendidikan yang selama ini memang berkecimpung di bidang tersebut.
Sumber dana kegiatan, sampai saat ini masih murni mengandalkan dari dana BOS pada bidang kegiatan lomba siswa sebesar Rp 100 / siswa / bulan.
Menurut hemat penulis, dana ini apabila dikelola dengan benar sudah cukup untuk membiayai kedua jenis lomba tersebut. Jika di kabupaten Lumajang ada 90.000 siswa, maka dana yang terkumpul dalam satu tahun adalah 90.000 x 100 x 12 = Rp 108.000.000 ( seratus delapan juta rupiah ).
Dari lomba yang ada, hanya Porprov SD/MI serta Olimpiade Olahraga ( LMP OR ) yang memakan cukup banyak biaya ( sekitar 60 % dari dana yang terkumpul ). Sedangkan jenis lomba yang lain, kisaran pembiayaannya antara 10 - 30 juta. Dengan kondisi semacam itu, maka menurut hemat penulis, penanganan lomba siswa di kabupaten Lumajang akan semakin baik.
Kesulitan akan dirasakan oleh Panitia, apabila kegiatan yang memakan biaya cukup besar dilaksanakan pada awal tahun, misalnya April / Mei. Pada bulan ini jika ada kegiatan yang memakan biaya antara 20 - 40 juta maka Panitia akan kesulitan keuangan, mengingat pada bulan tersebut uang yang terkumpul dari MKKS kecamatan ( jika semua setoran lancar ) hanya berkisar 35 juta. Keadaan akan semakin sulit bila setoran keuangan dari kecamatan tersendat-sendat. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak yang terkait, agar kegiatan berjalan sesuai dengan agenda.
Jika semuanya berjalan lancar,sekarang tinggal bagaimana Panitia bekerja secara profesional menangani kedua jenis lomba tersebut. Memang dibutuhkan orang yang memiliki kompetensi di bidangnya agar Panitia dapat berjalan sebagaimana mestinya. Terlepas dari siapapun yang memegang organisasi ini, konsep penanganan lomba yang dilakukan oleh badan khusus ini perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak. Semoga !

Tidak ada komentar: